Beberapa langkah sudah dilakukan untuk menangani Kasus DBD (Demam Berdarah Dongue) termasuk langkah foging masal di tiap tiap daerah rawan zona DBD terakhir, untuk itu Ketua DPRD Kudus Masan, SE., MM. meminta penjelasan kepada Dinas Kesehatan Kudus dan RSUD dr. Loekmonohadi Kudus, Rabu (2/2/2022).

Adapun penjelasan yang dijabarkan oleh Plh Dinas Kesehatan Kudus (DKK) dr. Andini Aridewi menyatakan ada 177 data orang yang terjangkit DBD namun, ada perbedaan data yang ditemukan di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus yang mengatakan ada 214 data yang terjangkit DBD.

Melihat dari informasi tersebut, Masan meminta untuk melakukan kroscek mendalam guna menelusuri jumlah kasus valid yang ada, tak lupa Masan menanyakan bagaimana solusi atau langkah kongkret yang sudah dilakukan.

“Gerakan apa yang akan dilakukan atau sudah direncanakan? Bila menemukan kendala, sampaikan ke saya atau ke Bupati. Hal tersebut agar kami bisa bantu memfasilitasi, karena solusi utamanya memang seperti itu,” ucap Masan.

Sementara itu, Dinkes juga menyebutkan upaya tindaklanjut melakukan foging sebenarnya kurang efektif, namun Masan melihat hal tersebut adalah sebagai langkah yang di kehendaki masyarakat,

“Masyarakat meminta untuk difoging ya harus segera kita lakukan, karena dengan itu masyarakat juga bangga atas wujud tindak cepat yang dilakukan Pemerintah,” tambah Masan.

Namun ada beberapa syarat sebelum dilakukan foging, berdasarkan kebijakan nasional skrining pada kriteria diagnosis dilakukan e-DBD, puskemas melakukan penyelidikan dulu ke lokasi, ada 1 orang yang terjangkit dan memiliki bukti surat dinyatakan DB dari rumah sakit.

Adapun hasil audensi ini, Masan berharap segera ada upaya taktis untuk penanganan tersebut, mensosialisasikan adanya Rapid NS1 (Rapid DB) di tiap puskesmas agar masyarakat tanpa harus ke rumah sakit sudah bisa skrining dulu di puskesmas untuk deteksi dini. (Humas Sekretariat DPRD Kabupaten Kudus)